Minggu, 08 Juli 2012

Tentang dampak perbuatan negatif

Sastrawan kondang almarhum A.A. Navis dalam kumpulan cerpennya “Robohnya Surau Kami” (Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 1994)  sub judul “Datangnya dan Perginya” halaman 53 sd 64.. telah menyampaikan pesan moral yang sungguh menggugah hati, tentang kekeliruan yang dilakukan anak manusia, meskipun yang bersangkutan telah berobah pola hidupnya seratus delapan puluh derajat, (telah menjadi orang surau dan ta’at beribadah kepada Allah SWT) namun…. Dampak negatif atas kekeliruan dan kecerobohan itu masih sulit dihapus dalam perjalanan hidup mendatang. … dampak negatif itu sungguh sangat memilukan.
Apa yang ditulis Navis dalam kumpulan cerpennya itu, dengan tokoh cerita:  ayah Masri, Masri, Iyah dan Arni… mengingatkan saya kepada pesan moral yang terdapat dalam kisah Adam dan Hawa di dalam Al Quran yang telah melakukan pelanggaran ( Q.S: 2:35, 2:36, 7:19, 7:20, 7:22, 20:120, 20:121)… Adam dan Hawa telah bertaubat kepada Allah SWT, dan taubatnya diterima Allah… Tetapi mereka sama sekali tidak dapat menghindarkan diri dari dampak perbutan keliru itu, yakni; turun ke bumi dan menjalani kehidupan sedemikian rupa; berpisah selama empat puluh tahun dan seterusnya… dan seterusnya…
Anak manusia seringkali melupakan dampak mendatang dari perbuatan negatif yang akan atau sedang dilakukannya… Kalaupun, dia mengetahui akan resiko fatal yang mungkin terjadi… namun rayuan dunia dan nyanyian iblis seringkali lebih memukau, lebih menggairahkan dan menggiurkan… Maka tidak berguna lagi baginya ilmu pengetahuan dan titel yang dia miliki…, semua ia korbankan demi kenikmatan sesa’at dan khayalan yang bukan-bukan…
Apa yang menimpa para penguasa durjana dan tiranik dengan akhir kehidupan mengenaskan… Apa yang dialami para koruptor yang telah menikmati kekayaan secara illegal, dan berakhir di penjara… merupakan pelajaran kecil tentang akibat paling kecil (bila dibandingkan dengan azab paling besar di akhirat) yang bakal dihadapi oleh orang-orang yang berbuat kerusakan dan pelanggaran di dunia dekil dan kerdil ini…
Jadi, tokoh-tokoh seperti Fir’aun, Haman dan Qarun… Kisah Zin Nun (Yunus, as)  yang meninggalkan kaumnya sebelum perintah Tuhan datang…, dan sebagainya… dan sebagainya… adalah pelajaran maha penting bagi kita dalam berfikir sebelum bertindak.. Seperti kata bijak “fikir dahulu pendapatan, fikir kemudian tiada berguna”,  atau dengan indah diungkapkan Al Quran pada surat Ali Imran ayat 190 sd 194 yang bermaksud:
190.  Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191.  (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
192.  Ya Tuhan kami, Sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.
193.  Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.
194.  Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.”

Abdul Muis Mahmud
UG-Kamis, 23 Desember 2010 pukul 05:38:01

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tuangkan komentar sahabat disini, Terimakasih sebelum dan sesudahnya...!!!

Follower

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More