Aku berada di padang hampa
Kegalauan membuncah menerjang jiwa dalam kesendirian entah mengapa.
Telah kucoba membuang kelam,
Aku burung Melayang patah sayap,
terhempas di tanah berbatu.
Darah menucur membalut perih.
ada kisi-kisi hati tersingkap
secerca harapan membawa angan.
Bagai memetik bintang,
kala malam kelam membalut!
Tuhan...!
Sayup-sayup namaMu kusebut
di pintuMu aku malu takut,
tapi...? bolehlah aku menangis harap...!
Ujunggading, 20 Agustus 2008
Abdul Muis Mahmud ( Ayahanda Tercinta )
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tuangkan komentar sahabat disini, Terimakasih sebelum dan sesudahnya...!!!