Minggu, 08 Juli 2012

Ketika situasi hidup telah berubah

“Perjalanan nasib manusia seperti roda pedati…”, demikian pepatah orang tua-tua, “sekali ke atas, sekali ke bawah…Bila sedang di atas janganlah anda lupa diri dan bila sedang di bawah janganlah anda berputus asa…!”
Tetapi ketika situasi hidup telah berubah – dari kesusahan menuju kelapangan, dari sengsara menuju bahagia – banyak sekali manusia yang lupa diri, dan kufur nikmat.
Nabi SAW pernah memaparkan tentang tiga orang yang menjalani ujian hidup; dari kesusahan menuju kesenangan, bahwa; dua diantara mereka bertiga ternyata kandas dalam ujian…
عن أبي هريرةَ – رضي الله عنه – : أنَّه سَمِعَ النَّبيَّ – صلى الله عليه وسلم – ، يقُولُ : (( إنَّ ثَلاثَةً مِنْ بَني إِسْرَائِيلَ : أبْرَصَ ، وَأَقْرَعَ ، وَأَعْمَى ، أَرَادَ اللهُ أنْ يَبْتَليَهُمْ فَبَعَثَ إِليْهمْ مَلَكاً ، فَأَتَى الأَبْرَصَ ، فَقَالَ : أَيُّ شَيءٍ أَحَبُّ إلَيْكَ ؟ قَالَ : لَوْنٌ حَسنٌ ، وَجِلدٌ حَسَنٌ ، وَيَذْهبُ عَنِّي الَّذِي قَدْ قَذِرَنِي النَّاسُ ؛ فَمَسَحَهُ فَذَهَبَ عَنْهُ قَذَرُهُ وَأُعْطِيَ لَوناً حَسنَاً . فَقَالَ : فَأيُّ المَالِ أَحَبُّ إِليكَ ؟ قَالَ : الإِبلُ – أَوْ قالَ : البَقَرُ شكَّ الرَّاوي – فَأُعطِيَ نَاقَةً عُشَرَاءَ ، فَقَالَ : بَاركَ الله لَكَ فِيهَا .
Bersumber dari Abu Hurairah r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga orang dari Bani Israil dahulu kala; seorang penderita penyakit kusta, seorang botak dan seorang buta, dimana Allah ingin menguji mereka, lantas mengutus seorang malaikat menemui mereka.
Malaikat menemui penderita penyakit kusta dan bertanya: “Apakah yang paling anda sukai?”
“Warna yang bagus dan kulit yang bagus. Serta lenyapnya penyakit yang menjjikkan orang daripaku”, jawabnya.
Malaikat lalu mengusap yang bersangkutan, sehingga lenyap darinya yang menjijikkan itu… Iapun diberi warna yang bagus.
Malaikat bertanya: “Harta macam apa yang paling anda sukai?”
Ia menjawab: “Onta!” – atau “sapi!” (di sini perawi ragu).
Lantas orang itu diberi seekor onta bunting, dan malaikatpun berdo’a: “Semoga Allah memberkatimu dengannya!”
فَأَتَى الأَقْرَعَ، فَقَالَ: أَيُّ شَيءٍ أَحَبُّ إلَيْكَ؟ قَالَ: شَعْرٌ حَسَنٌ، وَيَذْهَبُ عَنِّي هَذَا الَّذِي قَذِرَني النَّاسُ ؛ فَمَسَحَهُ فَذَهبَ عَنْهُ وأُعْطِيَ شَعراً حَسَناً . قالَ : فَأَيُّ المَالِ أَحَبُّ إِليْكَ ؟ قَالَ : البَقَرُ ، فَأُعْطِيَ بَقَرَةً حَامِلاً ، وَقالَ : بَارَكَ الله لَكَ فِيهَا .
Malaikat selanjutnya menemui si botak dan bertanya: “Apakah yang paling anda sukai?”
“Rambut yang bagus, dan lenyapnya yang menjijikkan orang daripadaku!”
Malaikat lalu mengusap yang bersangkutan, sehingga lenyap darinya yang menjijikkan itu… Iapun diberi rambut yang bagus.
Malaikat bertanya: “Harta macam apa yang paling anda sukai?”
Ia menjawab: “Sapi!”
Lantas orang itu diberi seekor sapi bunting, dan malaikatpun berdo’a: “Semoga Allah memberkatimu dengannya!”
فَأَتَى الأَعْمَى ، فَقَالَ : أَيُّ شَيءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ ؟ قَالَ : أَنْ يَرُدَّ الله إِلَيَّ بَصَرِي((1)) فَأُبْصِرُ النَّاسَ؛ فَمَسَحَهُ فَرَدَّ اللهُ إِلَيْهِ بَصَرهُ. قَالَ: فَأَيُّ المَالِ أَحَبُّ إِليْكَ ؟ قَالَ : الغَنَمُ ، فَأُعْطِيَ شَاةً والداً ، فَأَنْتَجَ هذَانِ وَوَلَّدَ هَذَا ، فَكانَ لِهذَا وَادٍ مِنَ الإِبلِ ، وَلِهذَا وَادٍ مِنَ البَقَرِ ، وَلِهَذَا وَادٍ مِنَ الغَنَمِ .
Malaikat kemudian menemui si buta dan bertanya: “Apakah yang paling anda sukai?”
“Semoga Allah mengembalikan penglihatanku, sehingga aku dapat melihat orang!”
Malaikat lalu mengusap yang bersangkutan, sehingga Allah mengembalikan penglihatannya.
Malaikat bertanya: “Harta macam apa yang paling anda sukai?”
Ia menjawab: “Kambing!”
Masing-masing ternak mereka telah berkembang biak. Mantan penyakit kusta telah memiliki selembah onta. Mantan botak memiliki selembah sapi, dan mantan buta memiliki selembah kambing…
ثُمَّ إنَّهُ أَتَى الأَبْرَصَ في صُورَتِهِ وَهَيئَتِهِ ، فَقَالَ : رَجلٌ مِسْكينٌ قَدِ انقَطَعَتْ بِيَ الحِبَالُ في سَفَري فَلا بَلاغَ لِيَ اليَومَ إلاَّ باللهِ ثُمَّ بِكَ ، أَسْأَلُكَ بِالَّذي أعْطَاكَ اللَّونَ الحَسَنَ ، والجِلْدَ الحَسَنَ ، وَالمَالَ ، بَعِيراً أَتَبَلَّغُ بِهِ في سَفَري ، فَقَالَ : الحُقُوقُ كثِيرةٌ . فَقَالَ : كأنِّي اعْرِفُكَ ، أَلَمْ تَكُنْ أَبْرَصَ يَقْذَرُكَ النَّاسُ فقيراً فأعْطَاكَ اللهُ !؟ فَقَالَ : إِنَّمَا وَرِثْتُ هَذَا المالَ كَابِراً عَنْ كَابِرٍ ، فَقَالَ : إنْ كُنْتَ كَاذِباً فَصَيَّرَكَ الله إِلَى مَا كُنْتَ .
Setelah demikian malaikat mendatangi mantan penderita kusta, menurut bentuk dan kondisi yang serupa dengannya dahulu.
Ia berkata: “Aku orang sengsara yang telah melewati perbukitan dalam perjalananku… Hanya Allah yang menyampaikan aku ke tujuan, kemudian bantuanmu… Aku memohon kepadamu demi Allah yang telah menganugerahimu warna yang bagus, kulit yang bagus dan harta kekayaan, agar memberiku seekor onta yang menyampaikan aku mencapai tujuan perjalananku!”
Lelaki itu menanggapi: “(Onta ini) hak milik banyak orang!”
Ia berkata: “Sepertinya aku mengenal anda… bukankah anda dahulu seorang berpenyakit kusta, yang dipandang jijik orang… dan seorang miskin…, lalu Allah memberimu?!”
“Harta kekayaan ini”, katanya “aku warisi turun temurun dari orang tua!”
Malaikat berkata: “Jika anda berbohong, maka semoga Allah mengembalikanmu seperti dahulu!”
وَأَتَى الأَقْرَعَ في صُورَتِهِ وَهَيْئَتِهِ ، فَقَالَ لَهُ مِثْلَ مَا قَالَ لِهَذا ، وَرَدَّ عَلَيهِ مِثْلَ مَا رَدَّ هَذَا ، فَقَالَ : إنْ كُنْتَ كَاذِباً فَصَيَّرَكَ اللهُ إِلَى مَا كُنْتَ .
Malaikatpun mendatangi mantan botak, menurut bentuk dan kondisi yang serupa dengannya dahulu. Lalu mengatakan perkataan yang sama, dan iapun menolaknya dengan penolakan yang sama.
Malaikat berkata: “Jika anda berbohong, maka semoga Allah mengembalikanmu seperti dahulu!”
وَأَتَى الأَعْمَى في صُورَتِهِ وَهَيْئَتِهِ ، فَقَالَ : رَجُلٌ مِسْكينٌ وابنُ سَبيلٍ انْقَطَعتْ بِيَ الحِبَالُ في سَفَرِي ، فَلا بَلاَغَ لِيَ اليَومَ إلاَّ بِاللهِ ثُمَّ بِكَ ، أَسأَلُكَ بالَّذِي رَدَّ عَلَيْكَ بَصَركَ شَاةً أَتَبَلَّغُ بِهَا في سَفري ؟ فَقَالَ : قَدْ كُنْتُ أعمَى فَرَدَّ اللهُ إِلَيَّ بَصَرِي فَخُذْ مَا شِئْتَ وَدَعْ مَا شِئْتَ فَوَاللهِ ما أجْهَدُكَ اليَومَ بِشَيءٍ أخَذْتَهُ للهِ – عز وجل -. فَقَالَ : أمْسِكْ مالَكَ فِإنَّمَا ابْتُلِيتُمْ . فَقَدْ رضي الله عنك ، وَسَخِطَ عَلَى صَاحِبَيكَ ))
Akhirnya malaikat mendatangi mantan buta, menurut bentuk dan kondisi yang serupa dengannya dahulu.
Ia berkata: “Aku orang sengsara yang telah melewati perbukitan dalam perjalananku… Hanya Allah yang menyampaikan aku ke tujuan, kemudian bantuanmu… Aku memohon kepadamu demi Allah yang telah mengembalikan penglihatanmu, agar memberiku seekor kambing yang menyampaikan aku mencapai tujuan perjalananku!”
Lelaki itu menanggapi: “Aku dahulu seorang buta, maka Allah mengembalikan penglihatanku… Ambillah mana yang anda sukai, dan tinggalkanlah mana yang anda sukai… demi Allah, aku tidak akan menyusahkanmu lantaran sesuatu yang kamu ambil karena Allah ‘Azza wajalla…
Ia berkata: “Pertahankanlah harta kekayaanmu… Ini hanya sekedar ujianmu! Allah telah meridhaimu dan murka kepada kedua temanmu…!”
(HR. Al Bukhari IV/ 208 (3464), Muslim VIII/ 213 (2964).

Ayahanda Tercinta : Abdul Muis Mahmud

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tuangkan komentar sahabat disini, Terimakasih sebelum dan sesudahnya...!!!

Follower

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More